Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

29.10.08

Hidupku, Kita, dan Mereka

“Untuk apa title berderet dengan siraman uang yg membumbung jika rakyat masih berada dalam cengklreman kemiskinan dan kelaparan”

Kata2 tersebut terus terngiang, entah sejak ku membaca buku karangannya Eko Prasetyo dalam judul “Jadilah Intelektual Progressif!”. Sekilas kalimat tersebut seperti melarang suatu individu untuk menjadi “kaya” (Sugih). Dan seolah2 malarang seseorang menjadi “hebat” (title beserta piala2 yg berjajar disetiap rak2 yg terpampang diruang tamu).
Mengingat semua teman2ku se-Aliyah dulu. Sebagian meneruskan untuk kuliah (termasuk aku), dan sebagian bekerja . Dalam benakku berpikir :”Hebat juga mereka udah pada kerja, udah pada bisa Bantu orang tua, dan ada juga yg udah pada nikah. Ku menjadi iri dan mungkin ada sedikit dengki, melihat mereka yg begitu cepat kaya, sombong, angkuh, beserta pamer2 kekayaan mereka. Kok bisa ya !?? aku cermati teman2 yg sama2 memilih untuk kuliah, “mereka udah pada jadi panitia, bahkan sampai ada yg menjadi ketua, termasuk pemimpin zine BR kami, mereka baru bentar masuk kuliah . kok udah pada beken yah ??! apa ntu yg mereka yang cari ??!
Patutkah kalau ku bilang mereka udah pada terbuai dengan siraman uang, atau tepukan sorak-sorai dari peserta diskusi , itukah yg mereka banggakan ??! itukah yg mereka inginkan ? apakah salah kalau kalau aku bilang mereka yg merasa (bangga dengan hal tsb) adalah orang2 bodoh yg hidup di dunia mereka sendiri dan terbuai dengan kehidupan mereka yang sekarang ini tanpa peduli dengan kehidupan disekitarnya yg melarat, miskin, lemah bahkan tertindas karena kehidupan yg kau banggakan tsb. Apakah itu fungsinya orang kaya ? apakah itu fungsinya intelek yang pintar bicara ?
Apakah ini hasil kebebasan yg selama ini kita bicarakan, kata Demokrasi yg terpampang di setiap spanduk2 orang2 pemerintah yg lagi kampanye. Demokrasi yg menjadi budaknya Kapitalisme. Bebas berpendapat, bebas memilih agama , bebas berkarya, bebas menjalankan ibadah masing2 bebas membuat agama baru, bebas menjalankan ibadah masing2, bebas membuat agama baru, bebas menganggap semua agama itu satu yaitu sama2 menyembah Tuhan (tuhan yg mana ?), bahkan bebas menjadi Nabi. Inikah hasil dari kebebasan tsb ? mungkin dengan mudah mereka berkata “Gw ya gw, elo ya elo, gw kaya lo miskin aja, gw pinter, lo bodoh ya bodoh aja, gw beken , lo melarat ya melarat ajah !”.
Ini daerah kekuasaan kami
Jangan lewati batas itu
Jangan campuri apa yang terjadi di sini
Karena kalian penonton
Kalian adalah orang luar
Jangan rubah cerita yang telah kami susun
Jangan belokkan jalan cerita yang telah
Kami rencanakan
Karena kalian adalah penonton
Kalian adalah orang luar
Kalian harus diam
Biarkan kami menjalankan kekuasaan kami
Tontonlah
Tempatmu di situ
Wiji Thukul / Batas Panggung
Mungkin juga aku harus menyalahkan diri sendiri. Aku ini munafik, bisanya Cuma ngomong, nulis, kalo jujur 1 kali pun aku tak pernah ikut demo turun kejalan. Rasanya seperti baru sekarang sadar, atau udah dari dulu tapi aku sangat takut untuk menyadarinya. Takut di musuhin, takut dicaci maki, takut dibilang kuno, takut dibilang teroris. Apakah aku juga udah ikut terbuai dengan apa yang namanya kekayaan yg melimpah n kehormatan yg bagai ranjang yg selalu kutiduri tiap malam.
Pernahkah kamu merasa sangat mencintai seseorang tetapi kamu di tolak sama dia, mungkin tidak jauh beda dengan perasaan seseorang ketika demo mati2an tetapi tak ada respon dari pemerintah, atau rintihan masyarakat miskin/ korban bencana alam yg mengharapkan bantuan yg tak kunujung datang. Atau yg lebih kecil, seseorang yg baru lulus kuliah dan telah menjadi sarjana ingin mencari pekerjaan tatapi selalu ditolak oleh perusahaan2. dari segi akibat mungkin sama (yaitu sama2 ngeluarin air mata).
Pernahkah kamu bosan dengan rutinitas yg selalu kalian lakukan tiap hari, setelah bangun tidur, sholat, terus mandi, berangkat kerja/sekolah, pulang sore, terus malam tidur lagi. Atau bagaimana setelah bangun tidur, sholat, terus langsung ikut demo, udah gitu diseret polisi, n malamnya tidur dipenjara, atau setelah bangun tidur baru sadar kalo rumah sudah tidak ada. Atau apakah kalian lebih memilih perilaku orang2 barat. Setelah bangun tidur hura2, siang hura2, malam hura2, ampe pagi dan seterusnya.
Apakah benar itu yg kalian inginkan, maukah kalian merubah kehidupan kalian menjadi lebih berguna, daripada hidup cuman diisi dengan sekedar nonton TV doank, atau yg ngakunya bukan anak rumahan, cuman bisanya trek2an dijalan. Maukah kalian termasuk aku, mencoba untuk mikirin rakyat yg pada kelaparan atau yg rumahnya pada digusur. Kita bukan binatang yg mikirin perut sendiri, kita adalah manusia yg semuanya bersaudara. “sesama saudara harus saling tolong menolong”. Itulh pelajaran yg selalu kuingat dari SD ampe sekarang. Walaupun hanya sebuah kalimat. Tapi cakupannya sangat luas. Apakah kalian bisa berpikiran yg sama denganku. Apakah kalian mau berusaha bukan Cuma merubah nasib tetapi juga berusaha mengubah nasib masyarakat. Sekarang,,, maukah kalian berpikir bukan Cuma gw ya gw, elo ya elo, tapi rubah jadi : “GW JUGA=LOE JUGA!!”.
Tulisan ini sebuah refleksi renungan dan nasihat, untuk aku, kawan2ku, dan kalian”.

Categories



Widget by Scrapur

0 Testi' a Coment-4:

 
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - The-Brontak'S is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO