Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

4.5.08

Pikiran Seorang Anti Pancasila

Oleh Peny

air Butut
“Mak, saya anti Pancasila!! Ini hasil dari proses berpikir dan observasi fakta penerapan pancasila di lapangan mak, bukan hanya sekedar gak suka mak. Saya gak rela mama yang kusayangi dan kucintai harus harus terus menderita gara-gara mikirin barang kebutuhan dan biaya kuliahku mahal, cuma karena hidup di negara yang punya ideologi kacau!! Mak, saya bangga jadi seorang anti pancasila.”
Latar : Dapur rumah penuh asap ikan – Waktu : 11.28 PM – Lagu pengantar : Xerxes (Art : Deftones) – Perangkat : Pentium 4, sedikit referensi, kretek 414 (nikotin 2,0 mg), & segelas kopi. Status : Bujangan.
Masih hangat ingatan saya akan suasana lokal kuliah tersebut. Panas! Saat mata kuliah pancasila (entah kenapa gw males ngasih “P” kapital) itu. Saya membuat statemen pendek dihadapan teman2 serta dosen yang rupanya bikin telinga mereka panas. Sebenarnya singkat dan simpel saja , bunyinya begini : “Semuanya itu omong kosong”.
Tak bisa saya lupa gurat urat leher dari dosen dan teman-teman sekuliah itu, , , “Mmmmm, , , , ,”
Dalam zine edisi ke-2 yang telah lewat pun, tulisan yang berjudul “Admiral Love”, di akhir tulisan tertera, “Penyair Butut – Anti Pancasila”. Banyak teman yang shock melihat statemen tersebut. Mereka ada yang komplain, “Apa yang salah dengan pancasila ?”, atau, “pancasila itu kan nilainya bagus-bagus”. Bahkan, “kamu anti tuhan ya ??”.
Takut tak mampu memuaskan orang lain dengan argumen atas apa statemen saya tersebut lahir ; ruang kuliah yang waktunya amat sempit ; atau komplain2 yang kelewat banyak ; maka saya luangkan kolom tulisan di zine ini untuk menjawab semua itu. Namun, bukan berarti tulisan ini didedikasikan hanya untuk mereka, tulisan ini untuk semua anak bangsa Indonesia. Sebab saya seorang muslim, yang kebetulan saja lahir di Indonesia, , , Hehe.
Lagu pengantar : Bringing the Bird (Art : Poison the Well) – Perangkat : Masih ngepul bos. . .
Soekarno, atau lebih akrab dengan Bung Karno. Beliau bisa dibilang pencetus lima sila ini sebagai dasar negara Indonesia yang kala itu baru saja merdeka. Dalam pidatonya di Pejambon, Jakarta Pusat, 1 Juni 1945. Dalam salah satu sidang BPUPKI.
Tentu saja tokoh-tokoh Islam menolak keras bentuk negara sekuler tersebut. Namun atas alasan persatuan Indonesia yang baru saja merdeka dan rentan, lahirlah jalan tengah. Terkenal dengan “Piagam Jakarta”. Pada sila pertama tertulis, “ Ketuhanan yang Maha Esa dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya”.
Sialnya, keluar manuver politik yang “amat cantik”. Disaat detik-detik terakhir, tujuh kata (bergaris bawah) tersebut dihapus. Dengan alasan, Bung Hatta ditemui seorang opsir Jepang yang menyatakan jika piagam jakarta tersebut disahkan. Indonesia bagian timur bakal memisahkan diri. Ridwan Saidi, seorang budayawan. Telah meneliti dan berani mengatakan, tak pernah ada opsir jepang tersebut datang kepada Bung Hatta. Nah lo, , , apa Bung Hatta “ngelihat hantu???"
Disebut sebagai pengkhianatan terhadap umat Islam? Jelas! Namun, tokoh-tokoh Islam saat itu tak menyerah. Pun berjuang lewat jalan lain, parlemen. Dengan membentuk partai Masyumi. Nah, sialnya (lagi-lagi) Soekarno pada akhirnya melarang partai tersebut.
Soekarno sendiri, pada akhir kekuasaannya menyebut bahwa pancasila sebagai perasan dari Nasakom (Nasinonalis, Agama, dan Komunisme). Jika ada orang bilang, “ini ideologi gado-gado”. Saya menolak, sebab walau gado2 itu campur-campir tapi tetap enak dimakan. Maka saya lebih cocok bilang. “ini baru ideologi sialan !”.
Sebab nasionalisme, agama (wah gak jelas lagi neh?) dan komunisme tak usah dipertentangkan pun pada dasar fundamen saja sudah pasti bertentangan. Jadi jika ingin “dikawinkan”, bersiaplah dengan “rumah tangga” yang “keras, kacau, dan penuh perkelahian”. Dan perlu diingat, “anak-anak” bisa jadi korban.
Berikut, data “kekerasan rumah tangga Indonesia” tersebut dan “anak sebagai korbannya” :
Kebijakan Rezim Pancasilais
Orde Lama - Masyumi dilarang
- Demokrasi terpimpin dengan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
Orde Baru - Emas (Irian, Minyak dan Gas (Aceh, Riau, Palembang) dijual ke asing.
- Hutang luar negeri meningkat
- Aktivis Islam yang tidak sejalan dengan Soeharto ditangkap, dipenjara, dan disiksa.
- Ormas Islam yang tidak sejalan dengan Soeharto diberangus.
- KKN berbagai sektor.
- Soeharto (versi PBB dan Bank Dunia) menggelapkan uang negara sebesar : . . . (saking banyaknya bingung, ed)
- Krisis moneter dan ekonomi.
Orde Reformasi dan Pasca Reformasi
- Timor Timur lepas dengan dukungan AS dan PBB.
- Urusan Aceh diserahkan ke Eropa dan AS yang menjadi benih disintegrasi.
- BBM dinaikkan demi kepentingan investor-investor asing.
- Privatisasi BUMN (aset negara dijual dengan harga murah).
- Blok Cepu diserahkan ke Exxon Mobile (AS).
- BHMN dan otonomi sekolah yang membuat biaya pendidikan semakin mahal.
- Muncul UU Migas, UU SDA, UU kelistrikan, UU Penanaman Modal (semua pro Neo-Liberal). Sebagai jalan bagi asing untuk merampas kekayaan alam indonesia.
- Kemiskinan meningkat versi Bank Dunia 100 juta penduduk Indonesia miskin.
- Tahun 2005 35 juta orang miskin, meningkat menjadi 39,05. Jumlah yang memiliki rumah 32,3 % (BPS)
- 1,67 juta jiwa menderita busung lapar (Kompas, 28 Mei 2006).
- Angka pengangguran meningkat dari tahun 1994 berjumlah 3.738.000 orang dan tahun 2003 sudah menjadi 9.531.000 orang (Asian Development Bank – Key Indicators 2004 – www. adb.org/statistics)
- Rata-rata setiap hari terjadi 5-6 perempuan diperkosa di Indonesia (Republika ; 29 Mei 1994).
- Nomor 7 negara terkorup dari 163 negara.
- Mendukung penuh perang melawan terorisme versi AS yang mengorbankan banyak aktivis Islam.
Mungkin ada yang ber-argumen bahwa, “itu kesalahan pemerintah sebagai pelaksana, bukan kesalahan pancasila sebagai ideologi negara”. Wah, baiklah akan saya buktikan!! Jika sejak dari konsepnya sendiri pancasila sudah bermasalah. pancasila pada faktanya cuma sebuah ideologi pragmatis. Dengan bahasa lain, pancasila cuma memuat nilai-nilai umum tanpa adanya konsep turunan dan perangkat yang jelas. Perangkat disini berarti sistem politik, ekonomi, hukum, dll.
Semua itu menyebabkan pancasila cenderung “bingung” dan “asal ambil” dalam pemilihan sistem perangkatnya. Maka, hukum zaman Belanda tetap dipakai di Indonesia ; demokrasi dalam politik ; kapitalisme dalam ekonomi ; dan western culture dalam budaya.
Perlu diketahui pula, pancasila sebuah nilai yang lahir dari filsafat. Maka, perbedaan penafsiran terhadap pancasila memang berpotensi terjadi. Faktanya, saat era Soekarno berjalan pancasila cenderung berbau kiri-sosialis. Hal ini memang diperanguhi oleh pemikiran Soekarno itu sendiri yang cenderung kiri. Ditambah kedekatannya dengan berbagai negara komunis saat itu, seperti Cina.
Era Soeharto amatlah kapitalis. Wajar, dari dominasi yang amat kuat dari amerika saat itu. Ditambah berbagai pembantu-pembantunya saat itu yang berparadigma kapitalis. Misal, mafia Berkeley.
Pancasila dalam era-era mereka juga dipakai sebagai sebuah senjata politik. Bagi musuh-musuh Soekarno, mereka dengan mudah dicap anti-pancasila dan diserang maupun dimusuhi. Sedangkan Soeharto, memberi label subversif dan melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka yang merongrong atau menggugat keputusan pemerintahan kekuasaannya saat itu.
Sedangkan era SBY lebih ke arah neo-liberal. Kasus SBY ini bisa kita lihat pada beberapa indikasi, bagaimana UU yang melegalkan perampokan sumber daya alam (UU PM) sebagai harta milik rakyat dibuat dan disahkan. Belum terhitung penjualan aset-aset strategis negara Indonesia. Penasaran, presiden berikutnya menafsirkan pancasila sebagai apa? Hmmmm. . .
Mengenai berbagai penjabaran pancasila yang telah memberikan kesempatan pada sosialisme dan kapitalis neo-liberal, dalam konteks apakah itu karena pancasila kecolongan, atau memang pancasila yang bersifat seperti itu, menarik dipahami kutipan berikut :
Maklumat keindonesian yang digagas dalam simposium nasional bertema “Restorasi Pancasila” di Fisip UI pada 30-31 Mei 2006 dan dibacakan Todung Mulya Lubis pada peringatan Hari Lahir Pancasila, menarik dicermati. Maklumat ini menegaskan pancasila bukanlah agama dan tak satu agama pun berhak memonopoli kehidupan yang dibangun berdasarkan pancasila. Maklumat juga menegaskan keluhuran sosialisme dan keberhasilan material yang diraih kapitalisme.
Kita tidak tahu ada apa dibalik penegasan itu. Di satu sisi dinyatakan tak satu agama pun boleh mendominasi kehidupan yang dibangun berdasarkan pancasila. Sementara sosialisme –yang dibangun berdasarkan ideologi materialisme dan anti agama, dan karenanya bertentangan dengan pancasila— justru diagungkan. Demikian juga dengan kapitalisme yang dibangun berdasarkan sekularisme dan ‘setengah’ anti agama, serta nyata-nyata melahirkan ketidak adilanglobal— yang bertentangan dengan nilai pancasila—malah dipuja-puja. (K.H. Ma’ruf Amin, Mencegah Sekularisasi Pancasila, No. 30. Oktober 2007, SUARA ISLAM)
Wajarkan jika saya bilang pancasila ideologi kacau?
Singkatnya, pancasila itu sendiri mengalami konflik dan masalah sejak dari dasar ideologinya. Sebab, tak ada ukuran dan batas yang jelas dalam nilainya. Multi penafsiran. Artinya bisa dipakai sebagai pembenar, tindakan kediktatoran, sikap refresif, ataupun fasisme.
Sebuah kekuatan legitimasi bagi kekuasaan sekuler, yang terbukti cuma menawarkan kebebasan-kebebasan menyikat rakyat indonesia. Penjualan SDA-SDA ke pihak asing, pornografi, pelayanan publik yang payah, dan seabrek masalah.
Dalam analogi sederhana, kita ambil sila pertama mengenai ketuhanan. Jika sang presiden bertuhan “sendal jepit”, maka tuhan negara kira tidak mustahil “sendal jepit”. Hehe, pancasila emang lucu, , ,
Soekarno berargumen bahwa pancasila adalah nilai-nilai yang digali langsung dari bumi Indonesia itu sendiri. Saya pakai rasio, memangnya semua budaya indonesia itu semuanya baik ? Ada kearifan lokal yang mesti dijaga, tapi ada juga ketidakarifan lokal yang mesti dibuang. Perlu diketahui, budaya indonesia kuno itu cenderung paganisme (berhala-isme).
Menyakitkan memang mengakui apalagi memahami bahwa Indonesia dijajah oleh ideologinya sendiri. Rakyatnya penuh makan derita, sengsara, dan mati sengsara oleh ideologi negaranya sendiri. Amat radikal memang jika kamu harus merubah cara berpikir dari seorang pancasilais menuju pribadi anti pancasila (namun percayalah bahwa, walau menyulitkan, mengakui kebenaran itu amat melegakan).
Namun bukan berarti saya tidak menghargai para founding father yang telah berjuang demi kemerdekaan indonesia itu. Saya harus obyektif, sisi positif dari mereka ada (militansi perjuangannya). Namun apakah kesalahan2 mereka (mewariskan ideologi ini) akan kita diamkan? Tentu tidak.
Juga jangan salah dipahami, seolah-olah karena saya anti pancasila dan ingin merevolusi Indonesia, saya cuma seorang perusak berandal. Justru karena saya sayang Indonesia, empati dengan penderitaan rakyatnya, saya ingin memberikan kepada Indonesia dan rakyatnya idelologi yang lebih benar dab berkualitas dalam tataran solusi—Islam.
Lagu pengantar : the man who sold the world (Art : Nirvana).
Kutipan data di atas sebanarnya tidak asal tampil, tapi sebagai sebuah bukti nyata dan kuat dihadapan pembaca sekalian. Bahwa 60 tahun lebih sebagai masa percobaan ideologi pancasila— GAGAL TOTAL!!! Mo ikut gak jadi anti pancasila kaya gw ???
INDONESIA GAK PERNAH MERDEKA!!! _____________________________________ - Mengidentifikasi mana yang benar dan salah itu mudah saja, yang sulit meneriakkannya. - Herry Nurdi, lupa judul bukunya, yang jelas membahas masalah zionisme. - “Rumah tangga” disini maksudnya negara, “anak-anak “adalah rakyat kecil indonesia. - Farid, Kebijakan Rzim Pancasilais, No. 30. Oktober 2007, SUARA ISLAM

Categories



Widget by Scrapur

0 Testi' a Coment-4:

 
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - The-Brontak'S is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO