Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

20.5.08

UNEK2 DARI SEBUAH PASAR MALAM

• melihat kehidupan kota banjaramsin yg sangat amat butuh perubahan. Melihat nda’ pedagang2 kecil yg setiap malam bongkar-muat barang dagangan. Demi mendapatkan keuntungan yg sangat memprihatinkan di banding mall2 (sinting!). melihat orang2 kita yg di jadikan budak 2 kaum kapitalis borjuis. Seakan2 hidup nda’ yg sudah bisa dibilang cukup menjadi amat sangat cukup. Seakan menikmati hidup diatas keringat, darah,dan air mata para pedagang kecil. Seakan2 malu tinggal di rumah beton. Yg secara tak sadar menertawakan mereka kaum tertindas.
• Nda’ terjebak antara persaan hati lawan nafsu manusia keparat yg ingin semuanya serba enak, asli bingung nda’ antara menikmati hidup atau memperjuangkan hak2 para kaum tertindas, nda’ mungkin jadi orang munafik yg terbelenggu dalam perasaan yg berlawanan.
• Kawan...... Bantu nda’ punk yg handak memilih jalan yg mana,,? Nda’ ni tai, keparat anjing yg mungkin bisa2 jadi orang pertama yg di pasung oleh kaum tertindas oleh kaum tertindas karena munafik.
• Heheheh,,,,,,

Read More “UNEK2 DARI SEBUAH PASAR MALAM”  »»

12.5.08

Famplet NAJIES 'THE BRONTAKS'

Read More “Famplet NAJIES 'THE BRONTAKS'”  »»

Underground Banjarmasin, 5 Maret 2008 Kpd Yth. Presiden Republik Indonesia dkk di istana-

Salam—TANPA— hormat.

Tak terasa, masa kepresidenanmu (SBY) telah sampai empat tahun lebih. Berjalan dan berjalan. Dalam tahun-tahun itu pula kesejahteraan masih dalam angan2 rakyat. Masalah demi masalah, datang dan tak kunjung reda dibawah pemerintahanmu. Entah itu karena tidak mampu mengatasi masalah, impotensi , kurang tegas, atau buta terhadap apa yang terjadi. Padahal, dalam program kerja yang engkau buat ; “mewujudkan indonesia yang aman dan damai, mewujudkan masyarakat yang adil dan demokratis (?) serta masyarakat yang lebih sejahtera”.
*****
“Pak, apa yang engkau maksud dengan kata ‘kesejahteraan’ ??”.
Dimula kepemimpinanmu sebagai presiden ; kenaikan harga BBM lah yang kau utarakan untuk pertama kali. Dampak mengerikan terhadap seluruh lapisan masyarakat bawah dengan melambungnya harga kebutuhan/bahan baku pokok. Hari ini engkau tambah lagi dengan menaikkan harga makanan pokok tahu/tempe. Sampai2 seorang pedagang gorengan di Banten bunuh diri akibat tidak tahan dengan kenaikan bahan baku gorengannya. Jurang antara si miskin dan si kaya makin luwes dan lebar. Pemberantasan Korupsi yang dicanangkan dalam kinerja 100 hari pemerintahanmu pun tak lebih dari sekedar agenda politik terselubung yang licik. Mengusut koruptor kecil yang kau anggap musuh politik, tapi koruptor besar temanmu kau biarkan. Apa bedanya dengan Soeharto yang sukses di rating negara terkorup no.2 se-Asia?
Anda malah dengan tenangnya mengatakan, “Indonesia sedang dalam keadaan krisis”.
Negeri tetangga yang luasnya hanya 1/3 dari negeri ini dan tidak memiliki SDA yang memadai seperti kita, mereka jauh lebih unggul. Padahal SDA kita melimpah ruah. Jelas saja, aset negara tersebut engkau berikan kepada kaum kapitalis. Anda lebih rela mengongkosi DAJJAL (Bush, ed) dari AS saat berkunjung ke negeri kita; anda lebih –sangat rela— mengorek berjibun uang sebagai biaya penyambutan DAJJAL itu disaat kami sebagai rakyat masih sangat membutuhkannya. Padahal semua orang tahu, DAJJAL itu perampok SDA dan penjajah bangsa kita !!
“Salah siapa donk pak negara ini mendapatkan krisis ???”
Akibat ekploitasi hutan yang kamu legalkan. Kini eksosistem, cuaca, dan iklim menjadi tak ubahnya bencana. Tak pernah ku dengar tindakanmu untuk mengatasi masalah tersebut. Rusaknya alam, membuat slogan “zamrud khatulistiwa” kini hanya tinggal kenangan. Bencana alam tak elak datang bertubi-tubi, tak terduga, dan tak dikehendaki menimpa saudara2 ku. Lumpur panas masih tumpah ruah di Sidoarjo. Lagi2 alasan “wakil2 rakyat” yang mulutnya telah di beri “retsleting” mengatakan, bahwa itu hanya sebagai bencana alam dan lepas tanggung jawab bagi perusahaan yang melakukan kesalahan -luar biasa salahnya- hingga menenggelamkan dan memaksa berpuluh-puluh ribu saudaraku. Menyingkir ke tempat yang tidak semestinya mereka berada. Kamp pengungsian yang sumpek dan kumuh ; bahkan ada yang sampai menghuni kolong jembatan; menambah deret panjang angka kemiskinan.
Penggusuran atas nama ketertiban kota ; pembangunan gedung2 kapitalis malah dilegalkan. Pengadilan yang “katanya” adil itu sekarang telah timpang hanya karena segepok uang. Banyak kasus sengketa tanah yang melibatkan hak rakyat miskin kalah di pengadilan hanya karena lawannya seorang kapitalis. Bencana alam, malfungsi akibat kerakusan seperti lumpur sidoarjo, dan penggusuran. Telah mengusir kami dari rumah yang telah ditempati selama berpuluh2 tahun dan penuh kenangan.
Lebih jauh, kita akan dapati pendidikan di negeri ini makin lama makin terpuruk dengan agenda liberalisasi. Ujung-ujungnya, institusi-institusi pendidikan berwujud BHP-BHMN menjadi program pembodohan rakyat miskin ; tidak mampu lagi menggapai pendidikan/bangku sekolah. Jika dibawah Soeharto sistem pendidikannya pada urutan ke-11 se-Asia. Maka sepertinya sampai sekarang prestasi itu tidak pernah meningkat.
Biaya kesehatanpun tak kalah gila. Biaya berobat ke rumah sakit ruarrr biasa. Sekarang orang miskin dilarang sekolah dan sakit !!! Sebagai pemimpin anda harus bisa memberikan konsep yang solutif. Bertanggung jawab dengan nasib rakyat sekian puluh juta ribu orang dibawah kepemimpinanmu. Namun sinis juga rasanya ketika mendengar fakta bahwa ; semua “keajaiban” SBY adalah hasil dari sistem kapitalisme neo-liberal. Yang engkau diamkan, dukung, bahkan jalankan.
Kenaikan harga bahan pokok pangan yang harus kami santap tiap hari ; lari dari penggusuran ; sekolah mahal bagi rakyat miskin ; berobat sehat susah ; label negeri terkorup ; hutan rusak ; pemimpin pengecut ; JIKA SEMUA ITU YANG DIMAKsuD DENGAN KESEJAHTERAAN, KAMI TOLAK !!!
“Apakah salah rakyat ? Hanya karena ia miskin akibat sistem ini, maka ia tidak berhak hidup layak sebagaimana manusia ???”.
*****
Saat semua kecamuk masalah itu belum reda, anda masih sempat2nya bikin ALBUM LAGU. Engkau malah bersenang2 dan bahkan keliling dunia dengan alasan “silaturahmi politik”.
“Dimana engkau sebagai ‘sang pemimpin’ dan ‘pembela rakyat’ waktu itu ? Apa sedang asik minum kopi, ngerokok Marlboro, sambil baca PlayBoy - apa begitu ??”.
*****
Moral wakil rakyatpun tak lebih baik dari “seekor” dirimu. Saat berbagai gemelut porah masalah bangsa gila2an. Ia sang “wakil rakyat” asik2 “inde hoy” bersama wanita murah di kamar hotel (kasus Maria Eva). Sungguh negeri dalam pimpinanmu makin dekat –atau sudah- dalam kehancuran.
“Bapak-ibu DPR dan SBY, apakah rakyat yang salah telah memilihmu ? Ataukah engkau yang menyalahgunakan kekuasaanmu ?” “Kami tidak menuntut lebih, cuma kemakmuran !!”
****
Sekarang negeri ini dikangkangi oleh “penjajahan gaya baru”. Maka saatnya bagi kami untuk menjawab panggilan dari Islam beserta Umar bin Khattab, Abu Dzar al-Ghifari, an-Nabhani. Ali Syariati, Sayyid Qutb, Jend. Soedirman, Moh. Natsir, H. Agus Salim dan berbagai pahlawan senior pendahulu di bumi ini.
Kegagalanmu dalam memimpin negeri ini, tidaklah jauh beda dari presiden2 sebelummu. Tak ada perubahan yang nyata. Hanya nama, orang dan dan waktu saja yang berubah. (dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY).
Setelah berpikir cukup singkat. Apabila semua pemimpin ternyata sama saja, termasuk yang akan datang. Siapakah yang patut disalahkan. Sistem ! Sistem yang membuat hal ini terjadi ; sistem yang menjadikan kami terbuang dan merampas hak hidup kami.
Beda saat junjunganku Rasulullah SAW ; seorang ber-akhlakul karimah yang kharismatik, adil dan berwibawa menjadi pemimpin. Beliau dapat menyatukan dan mensejahterakan 1/3 belahan dunia selama 14 abad.
Sistem apakah yang di berlakukan saat itu?? “Islam ! Islam, Islam yang maha bijak”. Yang berlandaskan Hukum dari Allah. Islam yang membuat dunia adil, sejahtera, aman, sentosa dengan ikatan persaudaraan yang hakiki. Bukan dari hukum hasil akal2an segelintir oknum yaitu KAPITALIS-SEKULER.
Saat ini, kami tidak butuh seorang pemimpin yang pengecut. Kami ingin pemimpin yang berani untuk mengatakan REVOLUSI, ROVOLUSI, REVOLUSI terhadap sistem busuk ini.
“SBY, lu bikin BeTe !!!! Do you understand Mr. SBY.. .. .. .. ?”
(dan sekali lagi) TANPA Hormat

Read More “Underground Banjarmasin, 5 Maret 2008 Kpd Yth. Presiden Republik Indonesia dkk di istana-”  »»

“Perjuangan dan Pendidikan Sejati Itu ada Dijalanan”.

Mengapa tidak, pendidikan yg kita terima selama ini hanyalah sebagai pembodohan yg telah terorganisir secara detail oleh negara2 kapitalis, bukan oleh pemerintahan yg berideologi islam. Kita bisa lrasakan sewaktu SMP. Kita hanya di ajari prinsip2 ekonomi konvensional (kapitalis) yg nyata2nya bobrok. Kita hanya di ajari teori2 omong kosong yg toh jauh bertolak belakang dengan realitas yg terjadi dalam kehidpuan. Pendidkan sesuai kehendak negara2 kapitalis jahanam.

Dari segi agama kita hanya di putar2 pada masalah fikih ritual, padahal islam bukan hanya sekedar ibadah. Islam adalah ideology yg mengatur keseluruhan hidup umat manusia, mulai dari pribadi kepada Alloh berbentuk ritual, sistem sosial-politik dalam bentuk Negara. Sistem pendidikan, ekonomi, kesehatan, hukum, dan budaya. Pokoknya gak ada yg luput dari pengaturan islam.
Bahkan sejarah pun tak pernah jujur. Misal bagaimana pemburukan tokoh seperti M.Natsir, Kartosuwieryo, dan kahar Muzakkar, mereka dipenjara seolah2 pemberontak dan pengkhianat bangsa. Padahal sejarah telah berbicara selama 350 tahun ulama dan umat islam telah berjuang bahu membahu demi kemerdekaan. Itu karena ketakutan kaum sekuler. Sebab jika islam berkuasa maka kapitalisme global takkan pernah masuk ke Indonesia.
Intinya kita di paksa berideologi pancasila tanpa pernah diberi ruang untuk mengkaji ulang atau megkritisinya. Kita diajarkan berdemokrasi yg berstandar ganda (munafik), dan fakta telah membuktikan tidak ada Negara yg pernah benar2 makmur sejahtera
Pendidikan hanyalah sektor cabang dari sistem yg lebih besar. Ketika sistem pokok Negara kapitalisme. Maka pendidikannya pun megikut, mencetak manusia2 kapitalis. Tujuan dari sistem pendidikan ini bukanlah untuk mencetak manusia2 yg berlabel intelektual progressif. Tapi melahirkan budak2 intelektual kapitalis yg akan menjaga dan mendukung agar sistemnya tetap aman. Mereka menjaga ketidak sadaran rakyat sehingga kita berpikir ini takdir, bukan penjajahan otak. Kita dibuat menerima hidup dalan sistem ini secara suka rela tanpa perlawanan. Ibaratnya mendesain otak kita sejak kecil karena kapitalisme butuh budak.
Maka solusi yg dapat kita jadikan agar keadaan dapat berubah, pendidikan murni sebagai pendidikan, kesejahteraan kembali terwujud, kemakmuran bangsa dan Negara terjadi ialah REVOLUSI !! jika sistem pokoknya Negara berubah, maka sektor lain pun otomatis akan berubah. Pendidian, ekonomi, hukum, politik, budaya, dll. Ganti dengan sistem islam. Sebab islam membebaskan dari perbuadakan. Memanusiakan manusia. Bukan seperti sekarang !! Kita layaknya budak dan binatang bagi segelintir manusia bangsat !!
“TERBUKTI ISLAM MEIMPIN DUNIA SELAMA 13 ABAD !”.

Read More ““Perjuangan dan Pendidikan Sejati Itu ada Dijalanan”.”  »»

4.5.08

Pikiran Seorang Anti Pancasila

Oleh Peny

air Butut
“Mak, saya anti Pancasila!! Ini hasil dari proses berpikir dan observasi fakta penerapan pancasila di lapangan mak, bukan hanya sekedar gak suka mak. Saya gak rela mama yang kusayangi dan kucintai harus harus terus menderita gara-gara mikirin barang kebutuhan dan biaya kuliahku mahal, cuma karena hidup di negara yang punya ideologi kacau!! Mak, saya bangga jadi seorang anti pancasila.”
Latar : Dapur rumah penuh asap ikan – Waktu : 11.28 PM – Lagu pengantar : Xerxes (Art : Deftones) – Perangkat : Pentium 4, sedikit referensi, kretek 414 (nikotin 2,0 mg), & segelas kopi. Status : Bujangan.
Masih hangat ingatan saya akan suasana lokal kuliah tersebut. Panas! Saat mata kuliah pancasila (entah kenapa gw males ngasih “P” kapital) itu. Saya membuat statemen pendek dihadapan teman2 serta dosen yang rupanya bikin telinga mereka panas. Sebenarnya singkat dan simpel saja , bunyinya begini : “Semuanya itu omong kosong”.
Tak bisa saya lupa gurat urat leher dari dosen dan teman-teman sekuliah itu, , , “Mmmmm, , , , ,”
Dalam zine edisi ke-2 yang telah lewat pun, tulisan yang berjudul “Admiral Love”, di akhir tulisan tertera, “Penyair Butut – Anti Pancasila”. Banyak teman yang shock melihat statemen tersebut. Mereka ada yang komplain, “Apa yang salah dengan pancasila ?”, atau, “pancasila itu kan nilainya bagus-bagus”. Bahkan, “kamu anti tuhan ya ??”.
Takut tak mampu memuaskan orang lain dengan argumen atas apa statemen saya tersebut lahir ; ruang kuliah yang waktunya amat sempit ; atau komplain2 yang kelewat banyak ; maka saya luangkan kolom tulisan di zine ini untuk menjawab semua itu. Namun, bukan berarti tulisan ini didedikasikan hanya untuk mereka, tulisan ini untuk semua anak bangsa Indonesia. Sebab saya seorang muslim, yang kebetulan saja lahir di Indonesia, , , Hehe.
Lagu pengantar : Bringing the Bird (Art : Poison the Well) – Perangkat : Masih ngepul bos. . .
Soekarno, atau lebih akrab dengan Bung Karno. Beliau bisa dibilang pencetus lima sila ini sebagai dasar negara Indonesia yang kala itu baru saja merdeka. Dalam pidatonya di Pejambon, Jakarta Pusat, 1 Juni 1945. Dalam salah satu sidang BPUPKI.
Tentu saja tokoh-tokoh Islam menolak keras bentuk negara sekuler tersebut. Namun atas alasan persatuan Indonesia yang baru saja merdeka dan rentan, lahirlah jalan tengah. Terkenal dengan “Piagam Jakarta”. Pada sila pertama tertulis, “ Ketuhanan yang Maha Esa dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya”.
Sialnya, keluar manuver politik yang “amat cantik”. Disaat detik-detik terakhir, tujuh kata (bergaris bawah) tersebut dihapus. Dengan alasan, Bung Hatta ditemui seorang opsir Jepang yang menyatakan jika piagam jakarta tersebut disahkan. Indonesia bagian timur bakal memisahkan diri. Ridwan Saidi, seorang budayawan. Telah meneliti dan berani mengatakan, tak pernah ada opsir jepang tersebut datang kepada Bung Hatta. Nah lo, , , apa Bung Hatta “ngelihat hantu???"
Disebut sebagai pengkhianatan terhadap umat Islam? Jelas! Namun, tokoh-tokoh Islam saat itu tak menyerah. Pun berjuang lewat jalan lain, parlemen. Dengan membentuk partai Masyumi. Nah, sialnya (lagi-lagi) Soekarno pada akhirnya melarang partai tersebut.
Soekarno sendiri, pada akhir kekuasaannya menyebut bahwa pancasila sebagai perasan dari Nasakom (Nasinonalis, Agama, dan Komunisme). Jika ada orang bilang, “ini ideologi gado-gado”. Saya menolak, sebab walau gado2 itu campur-campir tapi tetap enak dimakan. Maka saya lebih cocok bilang. “ini baru ideologi sialan !”.
Sebab nasionalisme, agama (wah gak jelas lagi neh?) dan komunisme tak usah dipertentangkan pun pada dasar fundamen saja sudah pasti bertentangan. Jadi jika ingin “dikawinkan”, bersiaplah dengan “rumah tangga” yang “keras, kacau, dan penuh perkelahian”. Dan perlu diingat, “anak-anak” bisa jadi korban.
Berikut, data “kekerasan rumah tangga Indonesia” tersebut dan “anak sebagai korbannya” :
Kebijakan Rezim Pancasilais
Orde Lama - Masyumi dilarang
- Demokrasi terpimpin dengan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
Orde Baru - Emas (Irian, Minyak dan Gas (Aceh, Riau, Palembang) dijual ke asing.
- Hutang luar negeri meningkat
- Aktivis Islam yang tidak sejalan dengan Soeharto ditangkap, dipenjara, dan disiksa.
- Ormas Islam yang tidak sejalan dengan Soeharto diberangus.
- KKN berbagai sektor.
- Soeharto (versi PBB dan Bank Dunia) menggelapkan uang negara sebesar : . . . (saking banyaknya bingung, ed)
- Krisis moneter dan ekonomi.
Orde Reformasi dan Pasca Reformasi
- Timor Timur lepas dengan dukungan AS dan PBB.
- Urusan Aceh diserahkan ke Eropa dan AS yang menjadi benih disintegrasi.
- BBM dinaikkan demi kepentingan investor-investor asing.
- Privatisasi BUMN (aset negara dijual dengan harga murah).
- Blok Cepu diserahkan ke Exxon Mobile (AS).
- BHMN dan otonomi sekolah yang membuat biaya pendidikan semakin mahal.
- Muncul UU Migas, UU SDA, UU kelistrikan, UU Penanaman Modal (semua pro Neo-Liberal). Sebagai jalan bagi asing untuk merampas kekayaan alam indonesia.
- Kemiskinan meningkat versi Bank Dunia 100 juta penduduk Indonesia miskin.
- Tahun 2005 35 juta orang miskin, meningkat menjadi 39,05. Jumlah yang memiliki rumah 32,3 % (BPS)
- 1,67 juta jiwa menderita busung lapar (Kompas, 28 Mei 2006).
- Angka pengangguran meningkat dari tahun 1994 berjumlah 3.738.000 orang dan tahun 2003 sudah menjadi 9.531.000 orang (Asian Development Bank – Key Indicators 2004 – www. adb.org/statistics)
- Rata-rata setiap hari terjadi 5-6 perempuan diperkosa di Indonesia (Republika ; 29 Mei 1994).
- Nomor 7 negara terkorup dari 163 negara.
- Mendukung penuh perang melawan terorisme versi AS yang mengorbankan banyak aktivis Islam.
Mungkin ada yang ber-argumen bahwa, “itu kesalahan pemerintah sebagai pelaksana, bukan kesalahan pancasila sebagai ideologi negara”. Wah, baiklah akan saya buktikan!! Jika sejak dari konsepnya sendiri pancasila sudah bermasalah. pancasila pada faktanya cuma sebuah ideologi pragmatis. Dengan bahasa lain, pancasila cuma memuat nilai-nilai umum tanpa adanya konsep turunan dan perangkat yang jelas. Perangkat disini berarti sistem politik, ekonomi, hukum, dll.
Semua itu menyebabkan pancasila cenderung “bingung” dan “asal ambil” dalam pemilihan sistem perangkatnya. Maka, hukum zaman Belanda tetap dipakai di Indonesia ; demokrasi dalam politik ; kapitalisme dalam ekonomi ; dan western culture dalam budaya.
Perlu diketahui pula, pancasila sebuah nilai yang lahir dari filsafat. Maka, perbedaan penafsiran terhadap pancasila memang berpotensi terjadi. Faktanya, saat era Soekarno berjalan pancasila cenderung berbau kiri-sosialis. Hal ini memang diperanguhi oleh pemikiran Soekarno itu sendiri yang cenderung kiri. Ditambah kedekatannya dengan berbagai negara komunis saat itu, seperti Cina.
Era Soeharto amatlah kapitalis. Wajar, dari dominasi yang amat kuat dari amerika saat itu. Ditambah berbagai pembantu-pembantunya saat itu yang berparadigma kapitalis. Misal, mafia Berkeley.
Pancasila dalam era-era mereka juga dipakai sebagai sebuah senjata politik. Bagi musuh-musuh Soekarno, mereka dengan mudah dicap anti-pancasila dan diserang maupun dimusuhi. Sedangkan Soeharto, memberi label subversif dan melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka yang merongrong atau menggugat keputusan pemerintahan kekuasaannya saat itu.
Sedangkan era SBY lebih ke arah neo-liberal. Kasus SBY ini bisa kita lihat pada beberapa indikasi, bagaimana UU yang melegalkan perampokan sumber daya alam (UU PM) sebagai harta milik rakyat dibuat dan disahkan. Belum terhitung penjualan aset-aset strategis negara Indonesia. Penasaran, presiden berikutnya menafsirkan pancasila sebagai apa? Hmmmm. . .
Mengenai berbagai penjabaran pancasila yang telah memberikan kesempatan pada sosialisme dan kapitalis neo-liberal, dalam konteks apakah itu karena pancasila kecolongan, atau memang pancasila yang bersifat seperti itu, menarik dipahami kutipan berikut :
Maklumat keindonesian yang digagas dalam simposium nasional bertema “Restorasi Pancasila” di Fisip UI pada 30-31 Mei 2006 dan dibacakan Todung Mulya Lubis pada peringatan Hari Lahir Pancasila, menarik dicermati. Maklumat ini menegaskan pancasila bukanlah agama dan tak satu agama pun berhak memonopoli kehidupan yang dibangun berdasarkan pancasila. Maklumat juga menegaskan keluhuran sosialisme dan keberhasilan material yang diraih kapitalisme.
Kita tidak tahu ada apa dibalik penegasan itu. Di satu sisi dinyatakan tak satu agama pun boleh mendominasi kehidupan yang dibangun berdasarkan pancasila. Sementara sosialisme –yang dibangun berdasarkan ideologi materialisme dan anti agama, dan karenanya bertentangan dengan pancasila— justru diagungkan. Demikian juga dengan kapitalisme yang dibangun berdasarkan sekularisme dan ‘setengah’ anti agama, serta nyata-nyata melahirkan ketidak adilanglobal— yang bertentangan dengan nilai pancasila—malah dipuja-puja. (K.H. Ma’ruf Amin, Mencegah Sekularisasi Pancasila, No. 30. Oktober 2007, SUARA ISLAM)
Wajarkan jika saya bilang pancasila ideologi kacau?
Singkatnya, pancasila itu sendiri mengalami konflik dan masalah sejak dari dasar ideologinya. Sebab, tak ada ukuran dan batas yang jelas dalam nilainya. Multi penafsiran. Artinya bisa dipakai sebagai pembenar, tindakan kediktatoran, sikap refresif, ataupun fasisme.
Sebuah kekuatan legitimasi bagi kekuasaan sekuler, yang terbukti cuma menawarkan kebebasan-kebebasan menyikat rakyat indonesia. Penjualan SDA-SDA ke pihak asing, pornografi, pelayanan publik yang payah, dan seabrek masalah.
Dalam analogi sederhana, kita ambil sila pertama mengenai ketuhanan. Jika sang presiden bertuhan “sendal jepit”, maka tuhan negara kira tidak mustahil “sendal jepit”. Hehe, pancasila emang lucu, , ,
Soekarno berargumen bahwa pancasila adalah nilai-nilai yang digali langsung dari bumi Indonesia itu sendiri. Saya pakai rasio, memangnya semua budaya indonesia itu semuanya baik ? Ada kearifan lokal yang mesti dijaga, tapi ada juga ketidakarifan lokal yang mesti dibuang. Perlu diketahui, budaya indonesia kuno itu cenderung paganisme (berhala-isme).
Menyakitkan memang mengakui apalagi memahami bahwa Indonesia dijajah oleh ideologinya sendiri. Rakyatnya penuh makan derita, sengsara, dan mati sengsara oleh ideologi negaranya sendiri. Amat radikal memang jika kamu harus merubah cara berpikir dari seorang pancasilais menuju pribadi anti pancasila (namun percayalah bahwa, walau menyulitkan, mengakui kebenaran itu amat melegakan).
Namun bukan berarti saya tidak menghargai para founding father yang telah berjuang demi kemerdekaan indonesia itu. Saya harus obyektif, sisi positif dari mereka ada (militansi perjuangannya). Namun apakah kesalahan2 mereka (mewariskan ideologi ini) akan kita diamkan? Tentu tidak.
Juga jangan salah dipahami, seolah-olah karena saya anti pancasila dan ingin merevolusi Indonesia, saya cuma seorang perusak berandal. Justru karena saya sayang Indonesia, empati dengan penderitaan rakyatnya, saya ingin memberikan kepada Indonesia dan rakyatnya idelologi yang lebih benar dab berkualitas dalam tataran solusi—Islam.
Lagu pengantar : the man who sold the world (Art : Nirvana).
Kutipan data di atas sebanarnya tidak asal tampil, tapi sebagai sebuah bukti nyata dan kuat dihadapan pembaca sekalian. Bahwa 60 tahun lebih sebagai masa percobaan ideologi pancasila— GAGAL TOTAL!!! Mo ikut gak jadi anti pancasila kaya gw ???
INDONESIA GAK PERNAH MERDEKA!!! _____________________________________ - Mengidentifikasi mana yang benar dan salah itu mudah saja, yang sulit meneriakkannya. - Herry Nurdi, lupa judul bukunya, yang jelas membahas masalah zionisme. - “Rumah tangga” disini maksudnya negara, “anak-anak “adalah rakyat kecil indonesia. - Farid, Kebijakan Rzim Pancasilais, No. 30. Oktober 2007, SUARA ISLAM

Read More “Pikiran Seorang Anti Pancasila”  »»

ISLAM BUKAN AGAMA BANCI

Oleh Penyair Butut Tuk saudara-saudaraku yang terasing di luar sana. Tertekan, tertindas, terfitnah, atau bahkan terancam nyawanya. Tulisan ini lahir untukmu, sebagai kabar gembira bagi kalian para pejuang-Nya. Dan sebagai kabar buruk, bagi siapa yang mengingkari atau menjual ayat-ayat-Nya Tabiat Dien Bernama Islam Islam. Agama ini dilahirkan dalam keadaan tertolak, terasing, dan terkucilkan. Itulah yang dirasakan Rasul dan para sahabat (sebuah kelompok kecil) ketika berjuang mendakwahkan agama ini. Sebab Islam adalah agama revolusioner, yang menghinakan dan memberontak terhadap hukum-hukum yang dibuat manusia—yang membuat manusia sebagai budak atas kepentingan segolongan manusia lainnya. Menghapus perbudakan, budaya hewani, sistem ekonomi ribawi yang menjerat leher rakyat. Serta berhala-berhala yang mengekang akal merdeka. Itulah sebab Islam sangat dimusuhi. Andai kata Islam cuma sekedar membawa ibadah ritual, apa mungkin sistem jahiliyah saat itu merasa amat terancam cuma karena doa dan sujud?? Islam adalah agama aksi! Akidah, Shalat dan doa menuntut aksi riil dan gebrakan terhadap semua bentuk kekufuran. Itulah yang membuat sistem jahiliyah saat itu belingsatan mencoba melawan gerakan pembebasan. Sebab di mana pun dan kapan pun, sebuah sistem diktator akan selalu menekan pihak oposisi. Mengaitkan dengan realitas fakta hari ini. Kapitalisme neo-liberal itulah sistem zahiliyah modern. Mensistematisasi riba sebagai instrumen utama ekonomi. Perbudakan mayoritas manusia dengan pembuatan hukum-hukum atas standar minoritas orang lewat demokrasi. Budaya hewani yang sekarang bernama materialisme—memaksa manusia untuk hidup cuma demi memenuhi kebutuhan perut dan bawah perut. Hingga prostitusi, legal pornografi, narkotik dan alkohol, menjadi profesi. Hari ini pula, Romawi mewujud menjadi Amerika Serikat, sebuah dinasti besar yang kokoh di luar, namun keropos di dalam. Bani Yahudi, sebuah kelompok pengkhianat telah sekarang berbentuk negara dengan nama Israel. Kalimat klise ”Sejarah pasti berulang” sepertinya tak terbantahkan. Islam politik yang bertujuan mewujudkan peradaban Islam sebagai bentuk pembebasan dunia atas jahiliyah modern ini dianggap teroris dan radikal, dengan terasing dan tertolak. Sebab sejarah berulang pula, maka tugas kita hari ini bertahan dari tekanan, masalah, siksaan, serangan, dan terus berjuang demi terwujudnya kembali peradaban Islam. Intinya, fokus kita bukan pada seberapapun masalah dan resiko yang menghadang. Tetapi pada bagaimana kita menjalani proses ini. Dari memetakan sebab (program), membulatkan tekad, dan berjuang demi mendapatkan akibat (kemenangan). Kausalitas ini mesti kita patuhi, pegang dengan optimis (bahwa izzul Islam bukanlah kemustahilan). Dengan kausalitas ini pula, kita belajar menjadi muslim yang tidak hanya sekedar progressif dan punya daya dobrak hebat; namun visioner, konseptual, dan paham betul fase-fase yang harus ia lewati dalam mendapatkan kemenangan. Sebab muslim bukan pribadi yang fatalis (menerima keadaan dan pasrah), pribadi yang akan berkata ”peduli setan dengan resiko dan masalah yang menghadang”, pribadi yang cerdas dan militan dalam bergerak, sebab amanah seorang muslim adalah pentauhidan Allah semata-mata. Dan tauhid itu mewujud dalam pembebasan yang revolusioner, bahwa dunia mesti tunduk dalam hukum SyariahNya. Rasulullah pula yang mengajari kita, bahwa realitas fakta bukan sumber hukum. Di mana seorang muslim akan menyesuaikan idealismenya dengan realitas, sehingga tidak bertabrakan, begitukah? Tidak! Justru, seorang muslim akan berusaha realitas itu sesuai dengan kehendak idealismenya, mencoba merubah realitas itu, sebusuk apa pun dan seberat apa pun. Moderat—Genre Pemikiran Islam yang Kompromistis Moderat adalah sebuah genre pemikiran yang memoderasi dan menerima nilai-nilai luar sebagai bentuk toleransi (kadang mereka lebih toleran pada nilai luar, daripada nilai Islam sendiri). Mengganggap Barat yang telah menjajah Islam dan membantai anak-anaknya sebagai teman dialog. Sebegitu pengecutkah atau memang bodohkah mereka? Moderat—dan juga liberal—pula yang mensosialisasikan nilai-nilai relativitas. Bahwa kebenaran bersifat nisbi. Bahwa ruang abu-abu tempat kita hari ini hidup dan mati. Padahal ruang abu-abu yang akan membuat manusia terasing, bingung, dan tidak punya sikap dan identitas diri saat mengarungi kehidupan. Padahal Rasul dan para sahabat berjuang mati-matian demi menjadikan agama ini sebagai furqan dalam kehidupan. Pembeda hitam dan putih. Benar dan salah. Hingga hidup menjadi sebuah pilihan yang jelas. Menjadi pribadi yang berpijak pada kebenaran atau justru menjadi setan berwujud manusia. Apa orang-orang moderat dan liberal ini tidak belajar menghargai kerja keras Rasul dan para sahabatnya? Cara berpikir dikotomis pula yang selalu mereka pakai saat berargumen. Seolah-olah saat menolak sikap moderat, muslim menjadi pribadi yang tidak bertoleransi. Islam menjadi wajah yang sangar. Penarikan kesimpulan yang sempit dan menyesatkan. Tuk Mereka Para Pejuang Dalam Tekanan Ingatkah kita saat Rasul dan para sahabat harus hijrah dari tanah airnya sendiri, rasul yang dilempari batu dan dihina orang gila, keluarga Yasir yang disiksa hingga mati, dan berbagai perang yang mereka lewati, hingga hari ini kita mengagungkan Rasul dalam berbagai seremonial, namun anehnya tak pernah berani terjun ke jalan untuk melawan sistem jahiliyah ini. Sebuah paradoks? Untuk mereka mereka yang sedang berjuang dan kelelahan hingga hampir lari atau mencoba berkompromi. Ingatlah al-Maidah ayat 54 yang berbunyi ”Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya...” Berarti, jika saja pejuang-pejuang Islam lari, tak ada satu pun mudharat yang dapat kita berikan pada Allah. Justru kita akan digantikan dengan barisan pejuang yang lebih kuat dan lebih mencintai-Nya. Wahai semua pejuang di luar sana, maukah kita digantikan?? Maukah kita dianggap letoy dan kurang kadar mencintai-Nya?? Tidak bacakah pula kita akan ayat 7 dan 8 surat Muhammad yang berbunyi : ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong dan meneguhkan kedudukanmu”. Lalu apakah kita masih punya alasan untuk takut dan berpikir kalah? Padahal Allah telah berjanji akan menolong kita, janji siapakah yang tak pernah ingkar? Ayat 8 berbunyi, ”Orang-orang kafir, maka celakalah mereka, dan Allah menghapus segala amalnya”. Padahal Allah sudah menghinakan para musuh dien ini, lalu apakah kita masih punya alasan untuk takut pada musuh dien ini? Ancaman siapakah yang paling menakutkan? Namun, anda bisa saja menyangkal dan tidak percaya dengan tulisan ini, dengan syarat: ANDA MURTAD ATAU TIDAK LAGI PERCAYA PADA QUR’AN. Sekian.

Read More “ISLAM BUKAN AGAMA BANCI”  »»

3.5.08

"PEJUANG KAKI LIMA"

Tulisan ini adalah selembar kisah dari sekian banyak pengalamanku di kota kecil Banjarmasin, Indonesia. Sebuah negeri muslim dan juga bagian negara dunia ketiga. Yang dijajah oleh kapitalisme neo-liberal, globalisasi modal, pasar bebas, demokratisasi politik, pencabutan subsidi, pop culture, dan berbagai agenda neo-imperialisme lainnya. Ooh, masa mudaku di kota kecil negara dunia ketiga. . .
“Anak saya tahun ini akan masuk TK, dan butuh uang ratusan ribu, , , “ ucap sang bapak itu kepada bapak seumuran di hadapannya. Bedanya, jika sang bapak yang berujar itu adalah seorang PKL, yang satunya dari PEMKO Banjarmasin. Pihak yang berwenang terhadap rencana penggusuran lahan bapak itu mencari nafkah.
Apakah saya, salah seorang saksi mata dalam rapat negosiasi antara PKL Km.1-6 Jl. A. Yani Banjarmasin bertempat di gedung DPR Prov. Kal-Sel (Senin, 31/03) itu punya kapasitas untuk bersikap obyektif mutlak dengan dingin?? Mampukah saya menyenandungkan persis rintihan PKL ini? Tidak, saya belum pernah merasakan kegetiran sedemikian rupa. Bisakah pula saya berekspresi meniru wajah-wajah dingin para penggusur itu? Akh, melihatnya saja ingin muak. ***** Ekonomi kerakyatan. Jargon yang selalu diusung pejabat elit politik Indonesia. Surat Edaran PEMKO no. 331.1/169/Yanmasy/2008 yang berisi bahwa PKL Jl. A. Yani harus mengosongkan lahan pada minggu pertama April, menjadi salah satu bukti kecil namun konkrit dari ”omong kosong dengan ekonomi kerakyatan!!” Tunggu dulu, bisa saja jargon itu benar, ekonomi untuk ”rakyat tipikal kapitalis”. Mereka adalah ”rakyat” yang selalu mendapat akses untuk bertahan hidup (baca: merampok demi nafsu). Baik lewat intervensi politik yang ujung-ujungnya melahirkan berbagai UU berbau neo-liberal, akses investasi seluas-luasnya; tanpa melihat apakah itu harta rakyat atau bukan. Mendirikan korporasi kapitalis yang tak lebih dari sebuah pabrik penghisap buruh. Sedangkan rakyat (tanpa tanda kutip)—termasuk PKL—sulit mengakses pendidikan dan kesehatan karena mahalnya, SDA-SDA yang notebene milik rakyat dirampok legal dengan berbagai UU produk demokrasi, sembako dan BBM yang terus menjauh dari perut mereka, hingga hukum yang tak pernah adil. Membawa rakyat cuma pada 4 pilihan, (1) bertahan dengan basis ekonomi jalanan, (2) menjadi buruh kapitalis, (3) kriminalitas, dan (4) mati kelaparan. Intinya, PKL adalah dampak tak terelakkan dari sistem ini; sebagai wujud bertahan hidup dengan bertahan dari dera krisis ekonomi, modal seadanya, iklim ekonomi yang tidak pernah mendukung, tarikan retribusi ini-itu , dan pula ancaman penggusuran. Namun, jangankan menghargai, pemerintah justru menganggap PKL biang kumuh pemandangan kota yang mesti digusur, terkadang tanpa solusi. Solusi pun biasanya berkisar pada pemindahan lokaasi, lalu digusur lagi, dipindah lagi, dan digusur lagi, , , , lingkaran setan yang tetap berujung derita di hadap rakyat. Saya mengerti, bahwa trotoar jalan raya adalah milik umum, para pejalan kaki. Namun, apakah mereka sendiri mau menyulitkan dirinya berjualan di emperan penuh debu itu—justru titik akar dari masaah PKL ini adalah akibat sistem ekonomi kapitalis neo-liberal yang menganggap bahwa rakyat adalah konsumen, bukan sebagai entitas rakyat. Dan maukah pula kita mengerti, bahwa itu adalah tulang punggung keluarga mereka, yang menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Ingat kawan, logika perut dan tangis anak minta susu sulit untuk kita analisis secara empiris. ***** Gemuruh perlawanan PKL Banjarmasin ini pun tak terelakkan. Berbajukan putih-putih dengan spanduk seadanya, pengalaman demonstrasi yang minim. Bermodalkan teriakan yel-yel sederhana ”Allahuakbar!” dan ”hidup PKL!”. Mereka turun melawan kebijakan despot ini. Dari Gelanggang Hasanudiin AM menuju kantor DPR prov. Kal-Sel. Kadang tertawa melihat mereka masih bisa bercanda berguyon khas rakyat, ”berjualan di tanah air sendiri kok dilarang”. Kadang miris melihat air mata mereka mengalir, terlalu mahal memang tangis rakyat harus keluar cuma gara-gara ”iseng” penguasa dzolim ini. Berlangsung dengan damai, dan berakhir dengan kemenangan—pencabutan surat edaran penggusuran itu. ”Kami tidak butuh pemerintah mengurusi kami. Sebab, kami mandiri dengan berwiraswasta. Penggusuran ini layaknya omong kosong dengan ekonomi kerakyatan.” Orasi dengan megaphone pinjaman ini menohok perut penguasa dzolim, walau kecil. ***** Peta perjalanan pergerakan modal telah merasuk hingga ke kota kecil Banjarmasin. Kasus ini adalah kasus nyata, dari jejak penuh tahi kekuatan kapital yang menginjak-injak rakyat ini. Ini pula bukti bahwa gerak perlawanan rakyat tidaklah mati sdan sebodoh yang kita kira. Secuil bukti masalah pelik dari eksistensi sistem jahiliyah modal. Umat cuma membutuhkan sekelompok intelektual muslim yang ikhlas dan mampu membela, menawarkan sistem alternatif yang lebih baik, dan memimpin mereka menuju gerak perubahan sistem. Parade revolusi Islam. Sampai nanti di huru-hara berikutnya. Ciaooo . . . . __________________________ Di dedikasikan untuk seluruh PKLBanjarmasin, terutama PKL Jl. A.Yani Km. 1-6, kutundukkan kepala ini kepada kalian para pejuang ekonomi jalanan. Atas gorengannya, keramahan, dan rasa persahabatan yang disatukan oleh satu rasa; tertindas. Gw bintang tamu, dari The B’RONTAKS. Salam revolter buat kawan2 FIKR com, terutama Salim. Rencana penggusuran ini, disinyalir bermula dari sindiran Wakil Jusuf Kalla saat bertandang ke Banjarmasin, bahwa PKL membuat kumuh pemandangan. Menarik, padahal PKL dianggap masalah. Namun, dilapangan tak terhitung retribusi. Kas pemerintah pun pasti penuh. Surat edaran tersebut cacat hukum, sebab Jl. A.Yani adalah jalan Provinsi kal-Sel. Maka otoritas ada di tangan kegubernuran, namun anehnya adalah, surat tersebut dari PEMKO Banjarmasin.

Read More “"PEJUANG KAKI LIMA"”  »»

Famplet NAJIES ' THE-BRONTAKS'

Read More “Famplet NAJIES ' THE-BRONTAKS'”  »»

Famplet NAJIES ' THE-BRONTAKS'

Read More “Famplet NAJIES ' THE-BRONTAKS'”  »»

 
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - The-Brontak'S is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO